Menceritakan Kisah Nabi Musa Menuntut Ilmu
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Menceritakan Kisah Nabi Musa Menuntut Ilmu merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 15 Jumadil Akhir 1443 H / 18 Januari 2022 M.
Kisah kisah tentang perjalanan para penuntut ilmu atau para ulama dalam perjalanan mereka menuntut ilmu ini perlu kita sampaikan kepada anak-anak kita. Hal ini untuk memotivasi mereka di dalam menuntut ilmu dan memberikan inspirasi ataupun pencerahan kepada mereka. Yaitu bagaimana perjalanan menuntut ilmu itu harus dilalui dengan kesabaran dan keistiqamahan. Karena banyak anak-anak hari ini yang tidak tuntas dalam menuntut ilmu. Mungkin karena satu dan lain hal atau melemahnya semangat mereka untuk menyelesaikan studi mereka di sekolah.
Maka dari itu perlu kita suntikan kepada mereka semangat/motivasi agar bergairah di dalam menuntut ilmu. Dan dalam hal ini kita mengambil inspirasi dari para Salaf kita ataupun dari kisah-kisah para Nabi dan Rasul, kisah-kisah orang-orang shalih di dalam perjalanan mereka menuntut ilmu.
Ada satu kisah yang disampaikan oleh Ubay bin Ka’ab, ia menceritakan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang perjalanan Nabi Musa menuntut ilmu.
Tatkala Nabi Musa berdiri menyampaikan khutbahnya kepada Bani Israil, ada seseorang yang bertanya “Siapakah manusia yang paling berilmu?” maka Nabi Musa menjawab: “Akulah orang yang paling berilmu,” maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menegur Nabi Musa ‘Alaihis Salam karena ia tidak menyerahkan jawaban itu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengatakan Allahu a’lam.
Tentu berbeda dengan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berkata:
إِنَّ أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا
“Demi Allah, sesungguhnya orang yang paling bertakwa di antara kalian dan orang yang paling tahu tentang Allah adalah saya.” (HR. Al-Bukhari).
Nabi mengatakan itu karena Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Nabi terakhir, tidak ada lagi Nabi pada saat itu dan sesudah beliau. Maka ketika beliau mengatakan ini maka bisa diterima. Akan tetapi tidak pada Nabi Musa. Karena pada masa beliau ada Nabi-Nabi lain yang Allah utus.
Maka Allah mewahyukan kepadanya bahwa ada hamba Allah yang tinggal di pertemuan dua lautan. Dimana hamba tersebut lebih berilmu daripada Musa. Nabi itu adalah Nabi Khadir/Khidir.
Musa pun bertanya: “Ya Allah bagaimana caranya supaya aku bisa bertemu dengan Nabi Khadir?” Maka diberitahukan tanda-tandanya, yaitu bawalah ikan dengan keranjang. Apabila ikan itu menghilang maka disanalah hambaKu itu berada.
Ketika Nabi Musa tahu bahwa di sana ada ternyata orang yang lebih berilmu, maka ia meminta kepada Allah supaya bisa bertemu dengan orang yang lebih berilmu itu untuk menuntut ilmu darinya.
Padahal ia seorang Nabi, tapi dia tidak merasa rendah atau gengsi untuk menuntut ilmu jika di sana ada orang yang lebih berilmu. Demikianlah kita juga apabila di sana ada orang yang lebih berilmu dari kita, maka janganlah kita merasa gengsi, malu ataupun segan untuk menuntut ilmu darinya.
Menuntut ilmu itu adalah salah satu kenikmatan dan kewajiban. Maka seorang muslim adalah orang yang dahaga akan ilmu. Jika disana ada peluang untuk menuntut ilmu, maka dia akan tempuh untuk menuntut ilmu.
Dahulu para sahabat berjalan sampai satu bulan penuh untuk mendapatkan satu hadits dari sahabat lain yang mungkin tidak populer atau tidak dikenal seperti sahabat-sahabat yang lain tapi dia punya satu hadits yang tidak diketahui oleh orang lain.
Bagaimana kisah lengkapnya? Mari download dan simak kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51317-menceritakan-kisah-nabi-musa-menuntut-ilmu/